Wednesday, April 23, 2008

LELAKI DALAM MIMPI

“Sini kudekap kamu, biar hangat”
“…”
Kemudian dia memelukku. Aku membenamkan wajahku di dadanya. Mencium bau tubuhnya. Bau kayu manis dengan campuran apel dan sedikit daun mint. Entah apa merk parfumnya, yang pasti bau itu terasa hangat dan nyaman. Dia masih mendekapku, memelukku sampai pagi. Sampai aku terbangun, dan menyadari bahwa aku telah bermimpi.

Pukul tiga pagi, entah sudah yang keberapa kalinya aku bermimpi tentang pria itu. Pria yang tak pernah bisa ku ingat siapa namanya, bagaimana rupanya, darimana asalnya, hanya bau tubuhnya saja yang masih terbayang-bayang di hidungku, bahkan sepertinya juga menempel di tubuhku. Lalu kupejamkan mataku sekali lagi, mencoba mengingat ingat rupanya, sepertinya tadi aku melihatnya dalam mimpi, sepertinya tadi aku juga mendengar suaranya, tapi kenapa semuanya sama seklai tidak terekam di otakku? Kenapa hanya baunya saja yang menari-nari seperti nyata. Akhirnya aku tertidur, berharap pria itu datang sekali lagi, kali ini aku pasti akan menghafal rupanya.

*

Seperti pagi-pagi biasanya, aku menemani suamiku duduk di meja makan untuk sarapan. Menyeduhkan kopi hitam kesukaannya, menyiapkan bekal makan siangnya sambil kami membahas berita-berita yang ada di koran pagi itu.
“Mas...”, kataku sambil mengoles-ngoles roti bakarnya
“Hmmm...”
“Aku mau cerita”
Suamiku sedikit menurunkan koran yang sedang dibacanya, memandangku sekilas,
“Cerita apa?”
“Hmmm.... kalau aku selingkuh, apa mas bakalan marah??”
Kali ini suamiku meletakkan korannya di meja, lalu benar-benar memandangku,
“Itu bukan cerita, itu pertanyaan namanya...”, dia tersenyum, aku merona.
“Ya dijawab aja”
“Kalau aku yang selingkuh?? Apa kamu marah?”,
Aku menggeleng pelan,”Aku nggak akan marah, tapi akan pergi ninggalin kamu”,
“Hmmm.. mungkin aku akan menembak kepala pria itu, kalau kamu selingkuh” dia menatapku, “Ada apa sih? Pagi-pagi punya pertanyaan aneh gitu?”
Aku menunduk, meletakkan roti yang sudah ku oles selai banyak-banyak, menangkupkan roti yang satu lagi, lalu meletakkannya di kotak bekal makan siang suamiku. Kadang aku nggak percaya dia makan siang hanya dengan satu tangkup roti ini saja, nggak mungkin kenyang kan?
“Aku mimpi selingkuh” jawabku sambil lalu, pura-pura sibuk dengan bekal makan siangnya. Dia tergelak, “ O ya? Dengan siapa?? Apa aku kenal orangnya?? Lalu kalian ngapain aja??” katanya sambil tak berhenti tersenyum.
“Kamu nggak marah??”
“Sayang, apa kamu benar-benar berpikir aku bakal marah kalau kamu mimpi selingkuh??”
Aku mengedikkan bahu,”Mungkin aja, bukannya ego laki-laki amat sangat tinggi, even dalam mimpi sekalipun…”
Kali ini suamiku benar-benar tertawa, “Sayang jangan konyol ah!”, dia memegang bahuku, menarik tanganku yang pura-pura sibuk memutar-mutar cangkir kopinya,
“Apa kamu nggak tau kalau kami, para kaum pria, sesekali mengalami mimpi basah, Bercinta dengan wanita lain yang terkadang bukan pasangannya? Bahkan mungkin tidak pernah dengan pasangannya? Apa kamu juga akan pergi ninggalin aku kalau aku juga mengalami hal yang sama??”
“Ya itu kan beda, aku kan nggak bisa mengontrol mimpi kamu…”
“Sama aja kan sayang, aku juga nggak bisa mengontrol mimpi kamu, bahkan kamu sendiri juga nggak bisa kan??”
Aku terdiam.
“Jadi, apa menurut kamu itu hal yang wajar? Kalau aku mimpi selingkuh dengan pria lain?”
Ku lihat dia mengangguk, “Aku nggak ada masalah, itu kan mimpimu, selama kamu masih setia sama suamimu ini di dunia nyata…” lalu dia mengecup keningku, seperti biasanya ketika akan berangkat ke kantor. Aku mencium tangannya.
“By the way, siapa pria seligkuhanmu itu?”, dia mengerling nakal sebelum akhirnya berlalu dengan sepeda motor bututnya.

*

“Kamu siapa?”
“Anggap saja bukan siapa-siapa”
“Aku penasaran...”
Pria itu tersenyum, lalu aku seperti terbius dengan bau tubuhnya yang hangat dan nyaman itu. Bau Kayu manis dengan campuran apel dan daun mint.
“Aku suka baumu”, kataku sambil membenamkan wajahku ke dadanya dalam-dalam, menutup mataku dan menikmati baunya. Tangannya merengkuhku erat, tanganku memeluk pinggangnya. “Aku takut jatuh cinta...” kataku pelan di sela-sela tangannya.
“Kenapa? Aku cinta kamu..”
“Aku punya suami”
“Tapi aku cuma ada di dalam mimpimu, nggak ada yang bisa melarang kamu bermimpi”
“Ya, tapi... aku merasa bersalah”
“Kamu juga nggak tau apa yang ada di dalam mimpinya, suamimu”
“Iya, tapi…............... tolong peluk aku lebih erat, aku kedinginan”.

*

Tujuh hari, tujuh malam berturut-turut, aku selalu bermimpi tentang pria itu. Pria yang sampai saat ini bahkan wajahnya saja aku lupa, apalagi namanya. Cuma baunya saja yang terngiang-ngiang jelas. Kami selalu bertemu dalam mimpi. Seperti sepasang kekasih gelap yang merencanakan pertemuan diam-diam. Sesekali dia menciumku sembunyi-sembunyi. Hanya menyentuhkan bibir dinginnya di bibirku lima detik. Tak pernah lebih dari itu. Aku pikir aku mulai jatuh cinta dengan pria dalam mimpiku itu. Si-pria-beraroma-kayu-manis. Aku mulai menanti-nanti datangnya malam, menunggu-nunggu waktu tidur. Bahkan kadang-kadang mempercepat jam tidurku demi bertemu si-pria-beraroma-kayu-manis itu. Dan melewatkan waktu berdua dengan suamiku, waktu-waktu sebelum tidur yang biasanya kami pakai untuk ngobrol, untuk membahas rencana-rencana masa depan kami, bahkan kadang waktu kami untuk bercinta. Aku hanya ingin cepat-cepat bertemu pria dalam mimpiku. Aku yang selalu bangun sebelum adzan Subuh berkumandang, kini selalu bangun setelah sinar matahari mulai menyengat, kemudian menyiapkan sarapan suamiku terburu-buru bahkan tak sempat lagi menyetrika baju yang akan dipakainya kerja. Tak pernah lagi menyiapkan bekal makan siangnya. Lupa mencium tangannya. Aku sudah tegila-gila dengan pria dalam mimpiku yang bahkan namanya saja tak kuingat.

*

“Kamu berubah...”
“Apa?”
“Kamu udah berubah sayang... Kamu selingkuh dengan pria itu kan?!!”, suara suamiku tertahan menahan kesal, marah dan terdengar rasa sedih disana.
“Kamu ngomong apa sih mas?? Selingkuh sama siapa? Bahkan keluar rumah aja aku nggak pernah!!” kataku tak kalah tingginya.
“Pria dalam mimpi konyolmu itu!!!” kali ini suaranya bergetar.
“Mas jangan bercanda!”
“Aku nggak bercanda!! Aku tau kamu lagi jatuh cinta!”
“Mimpi itu bunga tidur mas! Bahkan kamu pun sering tidur dengan wanita lain dalam mimpimu kan?!!!” balasku sengit,
“Ya, tapi aku tak pernah terobsesi!!”
“Siapa yang mas bilang terobsesi???!!”
“Kamu!!!” matanya berkaca-kaca, “Kamu jatuh cinta sama pria itu kan??”
“Mas, aku capek!!” Aku menggeleng kuat-kuat, menyembunyikan rasa bersalahku, “Aku mau istirahat”, kataku sambil berlari ke kamar dan membanting pintu keras-keras.
“Kamu mau bermimpi tentang pria itu lagi kan??!!!!”, kudengar teriakan marah suamiku. Pintu kamar sudah tertutup.

Kututup mukaku dengan bantal, kepejamkan mata erat-erat. Berharap aku dapat tertidur saat itu juga, bertemu dengan pria dalam mimpiku saat itu juga. Aku mau dipeluk. Aku mau mencium baunya yang hangat.
“Kamu kenapa?”
“Suamiku… dia sudah tau tentang kita..”, Pria itu datang padaku, mengusap-usap rambutku pelan, sementara aku terisak-isak di dadanya, menikmati bau tubuhnya,
“Lalu? Dia marah?”
“Jelas dia marah, istrinya selingkuh dengan pria lain…”
Kudengar Pria itu tertawa, “Lelaki yang aneh… cemburu pada mimpi istrinya”
“Apa itu aneh?” kataku sambil menatapnya
Dia mengangguk pelan, “Jelas itu aneh, bukan kamu yang mengontrol mimpimu malam ini… iya kan?”, Dia menunduk menatapku, menghapus air mataku, kemudian bibirnya mendekat ke bibirku, kali ini dia menciumku lebih lama, sampai kulihat suamiku berdiri dibelakangnya, dengan moncong pistol mengarah pada kepala pria beraroma-kayu-manis-ku. Tiba-tiba kurasakan darah hangat mengalir dari balik tengkuknya,
“Maaaaaaaassssssss…..!!!”, Jeritku tertahan.

Aku terbangun. Teringat pintu kamar yang masih kukunci dari dalam. Suamiku pasti tidur di luar malam ini. Disebelah tempat tidurku kosong. Nafasku tersengal-sengal, keringat dingin, bau pria itu masih terngiang-ngiang. Aroma kayu manis dengan apel dan daun mint bercampur dengan bau darah. Aku menangis. Sejak saat itu aku tak pernah lagi bertemu dengan pria-beraroma-kayu-manis itu. Tiba-tiba aku insomnia.

3 comments:

M. Hafidullah said...

ga nyangka....
cakep juga tulisanmu ya..
pa kabar ?
koq baru tau ya kalo kamu doyan nulis
hehehehe...
aniwey, mostly i like ur story
tension-nya dapet...
bahasanya juga enak
sip lah !
keep on writing !

bang doel

Daris39 said...

Nice story.. enak di baca.. flow + emosinya dapet..

Anonymous said...

Hi,
Belakangan ini aku selalu mimpi tentangmu, denganmu, aku tak tau mengapa. Dan itu indah.
Ya, sama seperti cerita kayu manismu, yang selalu ku tunggu saat malam tiba.
Ku harap kau bahagia dan baik baik saja disana.